Sinetron Nada Cinta

Sinetron Nada Cinta

Cari Blog Ini

Rabu, 09 Februari 2011

Episode 6

Minggu, 23 Januari 2011
Nada Cinta (episode 6)

Bu Rina akhirnya mengajak seluruh muridnya untuk berlatih di ruang music. Di ruang music itu juga Bu Rina marah besar pada Nada. Bu Rina kecewa dengan penampilan Nada saat bernyanyi. Seperti yang diketahui Nada bisa masuk di SMU Tunas karena kemampuannya dalam bernyanyi, namun setelah ia masuk penampilannya justru mengecewakan. Awalnya Nada hanya terlihat diam dan terus menunduk, namun Bu Rina terus memaksa Nada untuk menjawab alasannya hingga Bu Rina membentaknya. Nada hanya menangis dan berkata bohong bahwa ia merasa rindu dengan Ibunya. Mendengar jawaban Nada, Bu Rina meminta maaf dan dapat memakluminya. Ricky yang melihat Nada dimarahi Bu Rina hanya diam saja. Akhirnya Bu Rina memutuskan untuk memberhentikan latihan dan ia keluar dari ruang music. Beberapa saat kemudian salah satu siswa mengejar Bu Rina. Ia mengatakan bahwa Nada dan Ricky tidak bersalah. Sebenarnya beberapa waktu lalu ia melihat Rasty merasa jealous melihat kedekatan Nada dan Ricky dalam berduet, mungkin saja Rasty meminta Ricky untuk jaga jarak dengan Nada.


Saat itu juga akhirnya Bu Rina memutuskan untuk mengajak murid-muridnya ke sekolah lawan untuk melihat bagaimana latihan dan penampilan mereka dalam bernyanyi. Dari kejauhan Bu Susan melihat itu. Bu Maria meminta Bu Susan untuk tidak merasa ke-GR-an. Ia tahu bahwa Bu Rina tak akan begitu saja menyerah demi perlombaan nyanyi nanti.
Bu Rina dan semua muridnya tiba disebuah SMU. Mereka melihat sendiri bagaimana kehebatan dan kompaknya mereka dalam bermusik. Ricky dan Nada hanya terlihat diam melihat itu. sepertinya mereka mulai pesimis akan menang, apalagi mereka sekarang yang terlihat tidak kompak.
Rasty tiba di SMU Tunas dengan membawa Ibu-ibu pengurus panti. Kali ini sepertinya akan habis riwayat Nada di SMU Tunas, karena ia datang membawa pengurus panti untuk menjemput Nada.
Bu Rina, Nada, Ricky dan teman-teman yang lain kembali menuju bus untuk kembali ke SMU Tunas. Suatu ketika, Nada naik paling akhir, dan kursi yang kosong hanya ada di kursi sebelah Ricky. Ia tak mungkin duduk disebelah Ricky. Nada pun memutuskan untuk berdiri saja. Namun Bu Rina menegur Nada dan menyuruh Nada untuk duduk diebelah Ricky. Bu Rina benar-benar tak mengerti apa yang sedang terjadi antara Ricky dan Nada. Akhirnya Nada pun terpaksa duduk disebelah Ricky. Sepanjang perjalanan mereka berdua hanya diam saja. Sampai suatu ketika ada pembagian minum, hanya tersisa 1 botol minuman, sedangkan Nada an Ricky sedang sama-sama merasa haus. Saat itu mereka sama-sama mengambil dan tanpa sengaja mereka berpegangan tangan. Menyadari hal itu, Nada dan Ricky pun buru-buru melepas botol dan kembali terdiam.
Rasty menemui Bu Susan. Awalnya Bu Susan mencoba membuat Rasty kesal dengan mengatakan bahwa Ricky dan Nada beserta anak music yang lain pergi bersama ke sekolah lawan. Namun Rasty terlihat biasa saja. Karena ia punya kabar yang lebih bagus. Ia datang membawa hadiah untuk Bu Susan. Rasty pun memanggil Ibu Panti. Rasty mengatakan bahwa Panti “Widuri” telah kehilangan 1 anak panti yang kabur ke Jakarta 1 bulan yang lalu, dan dia adalah Nada. Rasty dan Bu Susan pun tersenyum licik.
Nia dirumahnya sangat terkejut ketika melihat Faris telah pulang dari Singapore lebih cepat dari yang diperkirakan. Kini ia tak bisa bersantai-santai lagi, secepatnya Rina harus pergi dari Jakarta.
Di Bus, semua siswa sibuk dengan handphonenya. Bu Rina memperingatkan ke semua murid untuk memasukkan hpnya. Beberapa saat kemudian ia melihat Ricky masih memainkan handphonenya. Bu Rina pun benar-benar marah dan mengambil handphone Ricky. Saat ini Bu Rina sedang tidak bercanda ataupun main-main. Lomba akan diadakan besok lusa, sedangkan murid-muridnya tidak bisa berlatih dengan baik. Bagaimana mungkin mereka bisa bersantai-santai main handphone sedangkan tadi mereka melihat sendiri bagaimana permainan music sekolah lawan. Mereka adalah sekolah terbaik se-DKI Jakarta dalam perlombaan. Sedangkan SMU Tunas selalu bertahan di posisi 25. Sepertinya Bu Rina sudah tidak sanggup dan meminta murid-muridnya melupakan soal kemenangan jika mereka masih memikirkan soal pacar dan Ibu. Nada dan Ricky pun merasa tersindir. Bu Rina hanya mengingikna murid-muridnya focus, disiplin, kerja keras dan kompak. Akhirnya murid-muridnya bisa mengerti. Mereka pun bermain music dan bernyanyi dengan kompak, termasuk Nada dan Ricky yang sudah kembali dengan diri mereka yang dulu. Bu Rina bahagia melihat murid-muridnya yang kembali kompak.
Bu Susan membawa ibu panti menuju ruangan Pak Rajasa. Ia meminta Nada dan Bu Rina dikeluarkan saat itu juga. Pak Rajasa mengerti jika memang harus mengeluarkan Nada karena Nada harus kembali ke panti. Namun Bu Rina? Apa yang salah dengan Bu Rina? Bu Susan menuduh kalau tanda tangan Pak Faris pada surat izin Nada untuk bersekolah itu palsu. Erwin sebenarnya bukan teman Pak Faris, jadi semua cerita saat itu hanyalah rekayasa dari Bu Rina agar Nada bisa bersekolah, mengikuti lomba music dan jika menang, maka Bu Rina akan menjadi guru tetap.
Saat berada di bus, Bu Rina kembali mendapat telpon dari laki-laki yang telah menculik anaknya. Laki-laki itu kembali mengancam Bu Rina. Waktu terus berjalan, namun Bu Rina masih aja mengajar dan berada di Jakarta. Dia masih punya waktu untuk pergi, karena jika tidak, besok ia akan melihat berita di Koran atau televisi bahwa telah ditemukan potongan mayat anak perempuan berusia 16 tahun. Bu Rina terkejut. Ia tak bisa tenang. Bu Rina pun turun dari bis. Ia yakin laki-laki itu ada di sekitar HI. Ia mencari laki-laki itu disetiap mobil yang berhenti. Nada yang melihat Bu Rina pun menjadi bingung dengan tingkahnya. Ia ingin turun dari mobil untuk membantu Bu Rina, namun dilarang oleh supir bus tersebut. Rina menelpon Erwin untuk membantunya. Erwin saat itu tengah berbicara soal bisnis dengan Faris. namun mendengar cerita dari Rina, Erwin pun berniat untuk menuju HI saat itu juga. Pak Faris juga akan ikut membantu Erwin. Dalam perjalanan menuju HI, Erwin meminta Rina untuk bertanya pada laki-laki tersebut, apa yang ia inginkan. Laki-laki itu pun menjawab ia ingin Rina keluar dari SMU Tunas dan pergi dari Jakarta saat itu juga. Saat ditanya alasannya, laki-laki itu justru diam saja. Jerry mendapat telpon dari Susan. Sekarang Jerry tak perlu susah-susah mencari cara untuk mengusir Nada dan Rina, karena hari itu juga sudah dipastikan kalau mereka akan pergi dari SMU Tunas. Mendengar telpon dari Susan, sekarang Jerry pun tak perlu repot-repot mengancam Rina. Urusannya telah selesai dan ia pun mematikan teleponnya. Saat telepon telah selesai, saat itu juga Rina melihat seorang laki-laki yang terlihat sedang menelpon yang sebenarnya laki-laki itu lah yang sejak kemarin ia cari, namun Rina tak menyadarinya, karena telponnya dengan laki-laki itu telah terputus, sedangkan Jerry sendiri berpura-pura masih menelpon orang lain. Sehingga Rina tak sedikitpu n merasa curiga dengan laki-laki itu. Sepertinya Bu Rina harus kembali menuju bis. Namun ternyata lampu lalu lintas sudah menunjukkan warna hijau, dan mau tak mau bis harus tetap berjalan. Akhirnya  Bu Rina mengejarnya dengan taxi. Saat Bu Rina ingin mengabarkan bahwa dirinya sekarang sedang menyusulnya dengan taxi pada Ricky, ia baru ingat bahwa handphone Ricky ada padanya.
Nada merasa haus, jadi ia meminta supir untuk menghentikan bus sejenak. Nada pun turun dari bis untuk membeli minum yang ternyata disusul oleh Ricky. Nada juga ternyata membelikan 1 botol air mineral untuk Ricky. Saat bis berhenti, Bu Rina pun dapat menaiki bis. Dan saat itu juga bis berjalan. Tanpa supir mereka sadari bahwa Nada dan Ricky tertinggal.
Sampai disekolah, kedatangan Bu Rina disambut oleh Bu Susan. Lalu ia mencari Nada dan Bu Rina menjawab Nada tertinggal bis bersama Ricky. Bu Susan menuduh yang dilakukan Bu Rina itu sebenarnya adalah untuk menjadi mak comblang. Jadi biar Nada dan Ricky bisa dekat jadi mereka ditinggal, sehingga mereka bisa berduaan, dekat dan akhirnya mereka pacaran. Saat itu ternyata salah satu teman Rasty mendengar dan segera mengaduka itu pada Rasty. Rasty terlihat kesal. Ia pun segera mengambil telpon genggamnya untuk menelpon Ricky, namun telponnya tidak diangkat karena handhone Ricky saat itu masih berada ditangan Bu Rina. Bu Susan pun membawa Bu Rina menuju ruang Pak Rajasa.
Beberapa saat kemudian datang beberapa polisi yang ternyata dipanggil oleh Bu Susan untuk menangkap Bu Rina dengan alasan Bu Rina telah menculik salah satu anak panti, yaitu Nada. Bu Rina yang tak tahu apa-apa pun mengelak. Semua yang dituduhkan oleh Bu Susan itu fitnah. Ia sama sekali tidak pernah menculik Nada.
Ricky dan Nada tiba di sekolah. Nada disambut oleh Ibu Panti yang datang untuk menjemputnya agar kembali ke panti di Bandung. Nada benar-benar terkejut melihatnya. Nada pun mengatakan bahwa ia tak mau kembali ke Panti. Beberapa saat kemudian datanglah ibu panti yang suka dipanggil ‘bude’ oleh Nada. Ia yang baru datang langsung menarik tangan Nada untuk membawanya ke dalam mobil. Ricky yang melihat hal itu pun membantu Nada. Namun Ibu itu meminta agar Ricky tak ikut campur dengan urusannya. Ibu itu kembali menarik Nada dan memaksa Nada untuk pulang. Nada menangis dan meminta Ricky untuk membantunya karena ia tidak ingin pulang. Namun Ricky tak bisa apa-apa. Nada memohon kepada Ricky dan Siska untuk memanggil Bu Rina. Dengan cepat Ricky dan Siska pun berlari mencari Bu Rina.
Nada masih terus dipaksa agar mau masuk mobil dan kembali ke panti. Namun Nada dengan sekuat tenaga menahan dirinya untuk tidak masuk ke dalam mobil. Nada pun meminta Ibu panti untuk melepasnya, karena ia tak mau kembali ke panti. Dari kejauhan ketiga teman Nada melihat ada keributan didepan sekolah, namun mereka tak mengetahui bahwa itu menyangkut Nada. Salah satu siswa yang tengah membeli the botol pun mengatakan bahwa itu Nada yang sedang dipaksa oleh ibu panti dan akan membawanya ke panti lagi. Dengan cepat, mereka bertiga pun berlari untuk menolong Nada. mereka pun tak akan membiarkan Nada pergi. Salah satu cara agar ibu itu melepaskan Nada adalah dengan bantuan salah satu teman Nada yang kecil dan gendut. Ia langsung menyeruduk ibu itu hingga ibu itu terjatuh. Saat ibu itu terjatuh, Nada pun pergi berlari.
Diruang kepsek Ricky dan Siska meminta Bu Rina keluar untuk membantu Nada. mereka menjelaskan bahwa diluar ada Ibu yang ingin membawa paksa Nada, padahal Nada tak ingin kembali. Disitu Bu Rina membuktikan bahwa ia tak pernah menculik dan memaksa Nada untuk bersekolah di SMU Tunas. Itu semua karena keinginan Nada sendiri. Dan Bu Rina pun mengatakan bahwa ini semua hanya pengalihan masalah. Mereka sengaja dibuat berdebat diruangan itu, lalu dengan mudah ibu-ibu yang berada diluar membawa Nada. Lalu Bu Rina bersama Ricky dan Siska berlari menuju keluar sekolah.
Ricky dan Bu Rina menghampiri Nada yang telah kembali tertangkap oleh ibu panti. Bu Rina meminta ibu itu melepaskan Nada, karena ia tidak berhak membawa salah satu siswinya. Namun Ibu itu berkata bahwa ia berhak membawa Nada, karena ia adalah salah satu pengurus panti dimana dahulu Nada pernah tinggal dan diurus. Mendengar jawaban itu pun Bu Rina hanya diam saja. Ia merasa tidak berhak untuk melarang ibu tersebut membawa Nada. namun Nada yang menangis terus memohon pada Bu Rina untuk menolongnya, karena ia tidak mau kembali ke panti. Ia ingin sekolah dan bertemu Ibunya. Bu Rina yang tak bisa berbuat apa-apa pun hanya bisa meminta maaf pada Nada. Akhirnya Nada dimasukkan oleh Ibu panti. Sampai didalam mobil pun Nada masih terus menangis dan terus memohon pada Bu Rina untuk menolongnya. Ricky pun sebenarnya tak ingin membiarkan itu terjadi. Ia meminta Bu Rina berbuat sesuatu, tapi Bu Rina sendiri juga bingung.
Kini Nada harus benar-benar kembali menuju panti dan impiannya untuk bertemu Ibu kandungnya harus ia kubur dalam-dalam. Kepergian Nada pun membuat perubahan pada formasi untuk lomba menyanyi. Pak Rajasa memutuskan bahwa Rasty akan menggantikan Nada untuk berduet dengan Ricky. Namun apakah mungkin semua itu terjadi? Sedangkan Nia sendiri meminta Bu Susan agar Rasty tidak bisa mengikuti lomba itu dan akhirnya Rina akan dipecat sebagai guru music.



*Bersambung*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar