Sinetron Nada Cinta

Sinetron Nada Cinta

Cari Blog Ini

Rabu, 09 Februari 2011

Episode 8

Selasa, 25 Januari 2011
Nada Cinta (episode 8)

Rina disekap oleh kawanan dari Jerry disebuah kursi dan mengikatnya. Sedangkan Ibu nya telah dihabisi oleh Jerry hingga pingsan. Saat ini, Rina lah yang akan dihabisi Jerry. Jerry mengeluarkan pisau yang ia perlihatkan ke wajah Rina. Beberapa saat ketika Jerry akan melukai Rina, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu diluar yang ternyata adalah Erwin. Jerry pun membawa Rina keluar namun dengan ancaman bahwa Rina tak akan macam-macam.  Rina pun menemui Erwin di pintu depan dengan pintu agak sedikit terbuka. Sedangkan Jerry bersembunyi dibalik pintu seraya menodongkan pisaunya disebelah Rina. Erwin yang tahu apa-apa pun mengatakan bahwa ia ingin mencari Bu Tanti, pemilik kost, untuk minta kopi. Rina mengatakan bahwa Bu Tanti sudah tidur dengan sedikit terbata-bata. Rina pun memberi tanda pada Erwin dengan matanya bahwa ada seseorang dibalik pintu, namun Erwin malah tak menyadari itu. setelah itu Rina pun mengambil kopi untuk Erwin didapur dengan penjagaan ekstra ketat dari Jerry dan 2 temannya. Diam-diam, saat Rina mengambil kopi, Rina mengambil beberapa makanan nudget yang berbentuk angka tersebut. Rina mengambil huruf H E L P yang jika disatukan akan menjadi pertanda “tolong” dan Rina memasukkan huruf-huruf itu ke dalam bungkusan berisi kopi. Awalnya Jerry curiga dan mengecek isi bungkusan kopi itu, dan dilihatnya hanya ada kopi. Ia pun meminta Rina cepat memberi Erwin kopi dan minta Erwin pergi saat itu juga. Rina pun memberi kopinya pada Erwin dan langsung menutup pintunya. Erwin sedikit heran dengan sikap Rina saat itu. padahal ia datang juga untuk minta maaf dan ingin sedikit ngobrol soal tadi siang.
Nada bersembunyi diruang ibu panti. Ia pun langsung meraih sebuah telepon dan memasukkan no. tujuannya. Nada ternyata menelpon Bu Rina yang saat itu mulutnya tengah di sekap oleh Jerry. Jerry pun mengambil hp milik Rina dan me loudspeaker telpon dari Nada. terdengar Nada yang menangis dan meminta pertolongan dari Bu Rina karena ia sudah tak tahan berada dip anti. Bu Rina mencoba untuk mengeluarkan suara, namun usahanya percuma sampai suatu ketika telpon Nada mati karena ia tertangkap oleh Evi, dkk. Evi pun membawa Nada keluar dengan cara kasar. Saat itu mereka bertemu dengan Bu Mirna, kepala panti, dan mereka pun berpura-pura baik pada Nada. Justru mereka mengatakan bahwa Nada ingin kabur lagi. Bu Mirna pun mengatakan bahwa urusan Nada menjadi urusannya.
Sebuah tembakan ditujukan kearah kepala Rina jika ia berani macam-macam pada Jerry. Pistol pun langsung dilesatkan oleh Jerry, namun tak ada yang terjadi pada Rina. Ia baik-baik saja. Saat itu Rina masih beruntung, karena Jerry hanya memberi peringatan dengan sebuah pistol kosong, namun jika lain waktu Rina masih macam-macam, ia akan isi pistol itu dengan peluru dan akan ia tembakkan pada anaknya.
Erwin menuju dapur untuk membuat kopi. Ia pun memasukkan beberapa sendok kopi kedalam secangkir gelas, namun ia heran ketika ia menemukan gumpalan kopi berbentuk huruf. Erwin mengira itu hanya lah sebuah permen. Namun setelah ia kumpulkan, ada 4 huruf yang ia temukan, yaitu L E P H. Erwin pun sempat tak memikirkan soal itu. namun ia penasaran dengan huruf-huruf itu. Erwin pun mencoba untuk merangkai huruf-huruf itu. akhirnya ia berhasil menemukan sebuah kata, yaitu HELP  yang berarti “tolong”. Awalnya Erwin mengecohkan kata “tolong” itu. Namun, ia begitu kaget ketika ia ingat bahwa yang member kopi itu adalah Rina. Ia yakin ada sesuatu yang terjadi dirumah Rina sehingga Rina meminta tolong padanya. Erwin pun segera berlari menuju rumah Rina.
Jerry menulis sesuatu disebuah note milik Rina, bertuliskan “TANGGAL 30”. Ya, Jerry akan memberi waktu pada Rina sampai tanggal 30 untuk cepat pergi dari Jakarta. Jika tidak, kejadian penembakkan dengan pistol itu akan terjadi lagi. Dan kali ini Jerry serius. Lalu Jerry pun segera pergi dari rumah Rina. Sedangkan Erwin tiba dirumah Rina tepat ketika Jerry sudah pergi dan menemukan Rina tengah tergeletak bersama Bu Tanti. Erwin pun segera membantu melepaskan tali yang terikat pada tangan dan kaki Rina. Setelah itu mereka segera menuju Rumah Sakit untuk membawa Bu Tanti.
Ricky dan Bimo mengantarkan Rasty pulang ke rumahnya. Ricky memaksa Rasty untuk mau berduet dengannya, karena ia tak mau sekolah mereka kalah saat festival nyanyi, karena mereka bisa makin diinjak-injak oleh Alex. Rasty pun setuju dengan usul Ricky. Beberapa saat kemudian Jerry datang. Jerry sempat ngobrol dengan teman-teman Rasty, namun hanya sebentar dan setelah itu ia masuk kedalam. Sebelum ia masuk, ia melemparkan sebuah bolpoin milik Bu Rina yang tak sengaja ia bawa ke depan pintu. Dan beberapa saat kemudian, Ricky mengantarkan Rasty sampai tepat didepan pintu. Ketika Ricky akan kembali, ia menginjak sebuah bolpion yang ia ketahui milik Bu Rina. Ricky pun mengambil dan membawa bolpoin itu pulang untuk ia berikan pada Bu Rina besok.
Dokter yang memeriksa Bu Tanti mengatakan pada Erwin dan Rina bahwa luka yang diderita Bu Tanti tidak serius. Rina dan Erwin pun lega mendengarnya. Erwin menanyakan pada Rina tentang wajah orang-orang yang sudah mendatangi Rina, namun Rina sendiri kurang mengenali wajah-wajah mereka, karena sejak mereka datang, mata Rina selalu di sinari dengan senter milik mereka. Rina tak peduli siapa mereka-mereka itu, karena ia sudah memutuskan kalo ia akan segera pergi dari Jakarta. Rina tak ingin nekat dan membiarkan anaknya disakiti penjahat-penjahat itu. Erwin yang mendengar itu pun kaget. Ia tak ingin Rina menyerah. Namun Rina tak bisa apa-apa, ia takut, karena sekarang anaknya lah yang menjadi taruhannya. Sudah 16 tahun mereka berpisah, Rina hanya bisa menjumpai anaknya lewat mimpi. Rina ingin bertemu dengan anaknya dan memeluk anaknya dalam keadaan hidup. Erwin dengan yakin mengatakan bahwa anak Rina tidak mungkin ada bersama penjahat itu. Kalau memang ada, dia tidak mungkin terus memaksa dan sampai nekat mendatangi rumah Rina sedangkan ia tahu bahwa itu beresiko besar. Ia yakin dibalik keinginan penjahat itu untuk Rina keluar dari sekolah dan pergi dari Jakarta karena ada hubungannya dengan sebuah rahasia yang takut Rina bongkar yang berhubungan dengan sekolah itu.  Erwin yakin Rina akan bisa menyelesaikan semua itu tanpa ia harus pergi dan takut. Karena Erwin akan selalu mensupport dia, kalau perlu Erwin bersedia mengantar-jemput dia di sekolah. Rina harus yakin bahwa Erwin tak akan memposisikan Rina pada keadaan yang sulit. Rina harus berjuang sampai ia bisa membongkar rahasia yang terjadi dan sampai ia bisa menemukan anaknya.
Esoknya di SMU Tunas, terjadi kehebohan yang terjadi oleh siswa siswi SMU Tunas. Mereka mengadakan demo dan mogok sekolah untuk meminta agar Nada dikembalikan ke SMU mreka. Demo itu di promotori oleh Ricky. Rasty yang melihat itu pun langsung menemui Bu Susan. Ricky dan beberaa anak yang demo berkumpul di ruang auditorium. Disana Ricky bernyanyi dan menginginkan ada kembali. Beberapa saat kemudian Bu Susan datang dengan Pak Rajasa dan menginginkan mereka semua untuk bubar, namun tak ada yang mau. Bu Susan dan Pak Rajasa pun pergi.

Di panti, Pak Alwi meminta Kokom membuatkan sebuah susu yang berisi pisang untuk Nada. saat Kokom tengah memblender susu tersebut, tiba-tiba datang anak panti (teman Evi) yang mengusili Kokom dan Kokom pun berlari mengejarnya. Saat itu juga Evi masuk ke dapur dan memasukkan cairan kimia ke dalam blender tersebut, lalu pergi.
Bu Rina yang baru datang ke sekolah bingung ketika melihat banyak siswa dan siswi yang tengah berkumpul. Bu Maria pun mengatakan bahwa mereka sedang berdemo untuk meminta agar Nada kembali sekolah. Beberapa saat kemudian Bu Susan datang bersama Pak Rajasa. Bu Susan menuduh kalau Bu Rina lah yang sudah menjadi provokator agar murid-murid berdemo. Dan Bu Susan meminta Pak Rajasa untuk mengeluarkan Bu Rin saat itu juga. BU Rina pun mengatakan bahwa ia tak ikut campur dalam masalah demo itu. Demo yang dilakukan oleh siswa siswi sekarang membuktikan bahwa mereka juga merasa kalau Rasty tidak pantas menggantikan Nada untuk menjadi pasangan duet dengan Ricky untuk festival nanti. Mereka sendiri tahu bagaimana kualitas Nada dalam bernyanyi. Bu Rina pun pergi untuk menemui anak-anak diruang auditorium. Diruang itu, Bu Rina meminta mereka semua untuk bubar. Masalah pengembalian Nada akan diurus oleh Bu Rina. Bu Rina berjanji akan membawa Nada kembali. Mendengar jawaban dari Bu Rina, semua murid pun bubar. Bu Susan yang melihat itu semua pun menjadi sinis.
Nada meminum susu yang diberikan oleh Bu Kokom. Dari lubang pintu, Evi mengintip ketika Nada meminum susu tersebut. Terlihat beberapa detik setelah Nada meminum susu tersebut, tiba-tiba Nada memuntahkan darah yang banyak. Evi yang melihat kejadian tersebut pun senang.

Rasty tengah berlatih cheers dengan mengangkat kakinya. Saat itu Ricky datang dan membawa kabar bahwa Bu Rina telah berjanji kepadanya kalau nanti Bu Rina berjanji akan membawa Nada kembali. Rasty yang mendengar pun menjadi terkejut dan terjatuh hingga kakinya sulit untuk berjalan. Saat itu juga ia mendapat telpon. Dan Rasty meminta Ricky untuk me loudspeaker telponnya. Itu ternyata telpon dari Evi yang ingin mengabarkan bahwa rencana yang Rasty suruh sudah berhasil terlaksana. Rasty yang mendengarnya pun langsung mengambil handphone tersebut dari Ricky dan pergi untuk mengangkat telpon diam-diam. Evi pun mengabarkan bahwa Nada sudah meminum susu berisi cairan kimia dari Rasty hingga Nada muntah darah. Dan bisa dipastikan bahwa Nada tak akan bisa bernyanyi lagi. Rasty pun yang mendengar berita itu sangat senang.
Bu Rina ingat semalam Nada menelponnya. Lalu ia menelpon no. itu lagi. Telpon diangkat oleh Bu Mirna. Bu Rina pun mengatakan pada Bu Rina bahwa ia ingin bicara dengan Nada. Bu Rina pun menyuruh Pak Alwi untuk memanggil Nada. Saat Bu Rina tengah menunggu Nada, tiba-tiba signal nya seperti kurang bagus diruang music. Lalu Bu Rina keluar dari ruang music. Pak Alwi pun menuju gudang tempat Nada dikurung. Ia begitu terkejut ketika melihat mulut Nada, baju hingga lantai penuh dengan darah. Pak Alwi pun langsung memanggil Bu Mirna. Bu Mirna yang mendengar bahwa terjadi sesuatu pada Nada langsung menutup telponnya dan menemui Nada.

Ricky yang ingat soal bolpoin milik Bu Rina pun segera menuju ruang music untuk menemui Bu Rina, namun ternyata Bu Rina sedang tak ada. Akhirnya Ricky meletakkan bolpoin itu tepat disebelah tas Bu Rina.
Bu Rina merasa heran dengan sikap Bu Mirna yang menutup telpon secara tiba-tiba. Bu Rina curiga pasti ada yang tidak beres. Bu Rina pun memutuskan untuk ke Bandung saat itu juga. Beberapa saat kemudian ada seseorang yang membawa berkas untuk ditandatangi Bu Rina. Bu Rina mencari bolpoinnya, namun tak ada. Ia beru ingat bahwa bolpoin miliknya diambil oleh penjahat itu tadi malam. Bu Rina pun kembali ke ruang music untuk mengambil tasnya. Ketika itu ia begitu terkejut ketika melihat bolpoinnya yang hilang telah ada di meja. Bu Rina yakin bahwa tadi penjahat itu telah datang. Ia juga yakin yang dikatakan Erwin itu benar, penjahat itu ada hubungannya dengan SMU Tunas. Rina saat itu juga menelpon Erwin yang tengah bersama dengan Pak Faris dan Nia. Rina mengatakan bahwa yang dikatakan Erwin memang benar. Dan saat itu juga Rina akan pergi ke Bandung dan akan menjemput Nada, karena ia yang akan mengadopsi Nada. Erwin setuju dengan apa yang akan dilakukan Rina.
Bu Mirna yang melihat Nada penuh dengan darah pun langsung membawa Nada ke klinik dibantu dengan Pak Alwi dan Evi. Sesampainya di klinik, dokter mengatakan bahwa dari hasil pemeriksaan lab menyatakan bahwa muntahan darah dari Nada itu dikarenakan cairan kimia dan itu berakibat fatal. Cairan itu telah merusak pita suara Nada dan ada kemungkinan Nada akan kehilangan suaranya untuk selamanya. Nada begitu terkejut mendengar berita itu, karena itu berarti bahwa Nada tidak akan bisa bernyanyi lagi. Dokter pun mengatakan bahwa Nada harus dipindahkan ke rumah sakit pusat nasional di Jakarta. Bu Mirna yang mendengar pun akan segera membawa Nada ke rumah sakit di Jakarta. Bu Mirna pun bingung apa yang sebenarnya terjadi pada Nada dan siapa yang telah melakukannya, sedangkan Nada sendiri ketika ditanya tak dapat menjawab karena tidak mampu untuk berbicara. Bu Mirna pun memberikan secari kertas dan bolpoin untuk Nada manulis. Evi yang mengintip pun menjadi takut. Dan ia segera menelfon Rasty. Evi mengatakan soal Bu Mirna yang mencari tau siapa yang melakukan itu pada Nada. Evi takut, karena ia tau bahwa Nada buka orang bodoh. Dan parahnya lagi, kalau sampai Nada meninggal, Evi bisa masuk penjara. Dan Evi tidak mau itu terjadi. Kalau sampai namanya disebut-sebut, Evi juga akan membawa nama Rasty. Rasty pun menjadi gelisah. Semua itu jangan sampai terjadi. Bu Susan yang dari jauh mengintip pun bingung apa yang sedang dibicarakan oleh Rasty.


Bu Susan menemui Bu Rina. Ia mengatakan bahwa festival akan diadakan dua hari lagi dan ia meminta laporan peserta yang akan ikut untuk ia berikan pada Pak Rajasa. Bu Rina pun tetap mengatakan bahwa ia akan mengikutsertakan Nada dan Ricky. Namun Bu Susan dengan sinis mengatakan bahwa Nada kan sudah kembali ke panti. Bu Rina menjawab bahwa Nada masih murid di SMU Tunas. Dan sekarang ia akan ke Bandung untuk menjemput dan mengadopsi Nada. Ricky pun akan ikut mengantarkan Bu Rina.
Nada dalam perjalanan menuju ke rumah sakit di Jakarta dengan ambulance. Ibu Mirna masih tidak tahu apa penyebabnya Nada bisa seperti sekarang. Sedangkan Nada sendiri terus-terusan teringat dengan kata-kata dokter tadi yang mengatakan bahwa Nada ada kemungkinan kehilangan suaranya untuk selalma-lamanya. Kalau seperti ini, bagaimana Nada bisa menemukan Ibunya?
Teman-teman Rasty membawa kabar buruk untuk Rasty, karena sekarang Bu Rina dan Ricky tengah dalam perjalanan menuju panti asuhan Nada di Bandung. Rasty hanya diam saja. Baginya sekarang Nada sudah tidak berguna lagi. Bu Susan yang mengintip pun bingung dengan kata-kata Rasty yang mengatakan bahwa Nada sudah tak berguna lagi. Sebenarnya rencana apa yang sedang Rasty lakukan tanpa sepengetahuan darinya?

*bersambung*


Tidak ada komentar:

Posting Komentar